Apakah Anda Memiliki Demam Kabin?

Memahami Ketakutan Isolasi

Demam kabin adalah istilah yang populer untuk reaksi yang relatif umum untuk diisolasi di gedung untuk jangka waktu tertentu. Beberapa ahli percaya bahwa demam kabin adalah semacam sindrom, sementara yang lain merasa bahwa itu terkait dengan gangguan seperti gangguan afektif musiman dan klaustrofobia . Demam kabin pada dasarnya berakar pada isolasi yang intens, yang dapat mencapai tingkat fobia spesifik.

Gejala Demam Kabin

Tidak semua orang yang menderita demam kabin akan mengalami gejala yang sama persis, tetapi banyak orang melaporkan merasa sangat mudah marah atau gelisah. Efek lain yang biasa dialami adalah:

Perhatikan bahwa gejala-gejala ini juga dapat menjadi indikasi berbagai gangguan lain, dan hanya seorang profesional kesehatan mental yang terlatih yang dapat membuat diagnosis yang akurat. Selain itu, tidak semua orang yang takut terkurung di rumah di musim dingin mengalami demam kabin. Hanya ketika seseorang menunjukkan beberapa gejala yang disebutkan di atas adalah fobia lebih mungkin.

Mengatasi Demam Cabin

Seperti halnya kondisi kesehatan mental, demam kabin sebaiknya diobati dengan bantuan terapis atau profesional kesehatan mental terlatih lainnya.

Namun, jika gejala Anda relatif ringan, mengambil langkah aktif untuk melawan perasaan Anda mungkin cukup untuk membantu Anda merasa lebih baik.

Gangguan afektif musiman

Gangguan afektif musiman , atau SAD, umumnya terkait dengan demam kabin. Namun, kedua gangguan tersebut tidak dapat dipertukarkan. Perbedaan utamanya adalah bahwa demam kabin secara khusus terkait dengan isolasi, sementara SAD terjadi selama bulan-bulan musim dingin bahkan pada orang-orang yang menghabiskan sedikit waktu di rumah.

Kedua kondisi dapat terjadi secara bersamaan, dan memutuskan dengan tepat faktor mana yang bekerja dapat menjadi tantangan.

Sumber:

Asosiasi Psikiatri Amerika. (1994). Diagnostik dan statistik manual gangguan mental (4th Ed.) . Washington, DC: Penulis.

Gangguan afektif musiman. Pubmed Health. 11 Februari 2012. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0002499/.